Hujan Deras, Pedagang di Gedongsongo Keluhkan Genangan Air

UNGARAN – Pedagang di komplek Candi Gedongsongo Kabupaten Semarang mengeluhkan genangan air yang ada saat hujan. Terbaru, pada Minggu (21/4/2024) genangan air membuat jualan pedagang tak laku karena Candi Gedongsongo sepi pengunjung di area jualan.

Pengurus Paguyuban Sumber Rejeki yang menaungi pedagang di Candi Gedongsongo, Jumiyem mengatakan genangan mulai terjadi setelah proyek revitalisasi di area berjualan selesai. “Selama 40 tahun saya jualan di candi, baru kali ini ada genangan air, tingginya di atas mata kaki orang dewasa. Sebelumnya kalau hujan tidak ada masalah,” ujarnya, Senin (22/4/2024).

Menurutnya, saat terjadi genangan kondisinya menyusahkan. Setelah ‘menyelamatkan’ dagangan, mereka juga harus membuang air ke arah saluran dan selanjutnya mengepel lantai yang kotor. “Kemarin itu akhirnya pada gotongroyong membersihkan, sehingga tidak fokus ke jualan,” kata Jumiyem.

“Kita jualan juga Lebaran itu, sebelumnya tutup karena sepi. Setiap bulan bayar retribusi Rp 190.000, tapi ini belum ramai karena banyak jalan keluar sehingga pengunjung tidak fokus di satu akses,” paparnya.

Pedagang ronde, Ngateni (63) mengatakan genangan air berada di los yang digunakan para pedagang berjualan. “Jadinya malah seperti kolam renang, karena genangan air agak lama. Apalagi kemarin hujannya juga lama,” jelasnya dalam Bahasa Jawa.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang Wiwin Sulistyowati mengatakan, setelah mendapat laporan terkait genangan air di lapak pedagang, dirinya langsung berkoordinasi dengan Kementerian PUPR dan pelaksana pembangunan revitalisasi Candi Gedongsongo. “Kalau kita lihat memang untuk tampungan dan pembuangan air sudah cukup besar, tapi untuk saluran penangkap air yang perlu dibenahi agar tidak ada luapan lagi,” ujarnya.

“Ini masih dalam masa pemeliharaan, sehingga tadi saya minta agar pelaksana pembangunan segera dan secepatnya membenahi. Dengan perbaikan tentu pedagang merasa aman dan nyaman, pengunjung yang akan berbelanja juga nyaman,” kata Wiwin.

Selain faktor kurang besarnya saluran penangkap air, genangan terjadj karena sedimentasi di area tampungan. “Tadi kita lihat ada lumpur dan daun-daun yang di tampungan, ini menyebabkan air tidak mengalir sempurna. Langsung dibersihkan agar kejadian ini tidak terulang,” ungkap Wiwin.

Menurut Wiwin, hujan dalam waktu lama dan intensitas deras juga menjadi penyebab terjadinya genangan di area berjualan. “Apalagi pohon-pohon yang baru ditanam saat revitalisasi kemarin belum sepenuhnya jadi, sehingga air langsung turun. Tapi dengan perbaikan ini, kami harap bisa menjadi solusi agar tidak lagi ada genangan di area berjualan,” paparnya.

Revitalisasi area Gedongsongo menelan anggaran Rp 23 miliar dari Kementerian PUPR. Peresmian dilakukan Bupati Semarang Ngesti Nugraha pada Kamis (7/3/2023).