Desa Wisata Kedung Gondang, Sajikan Lukis Batu untuk Edukasi Anak-anak

UNGARAN – Memiliki wilayah geografis yang dikelilingi Sungai Bade, menjadikan Dusun Kedung Gondang Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Jawa Tengah kaya akan batu kali.

Batu-batu itu tak hanya dimanfaatkan sebagai material, namun juga media lukis sekaligus edukasi bagi anak-anak. Hampir setiap sore selama kurang lebih dua minggu ini, puluhan anak-anak melukis batu dan selanjutnya disusun menjadi taman batu lukis.

Kadus Kedung Gondang Pujioto Sriaminto mengatakan, taman batu lukis tersebut akan menjadi salah satu spot untuk wahana wisata yang sedang dirintis. “Sebelumnya memang sudah ada desa wisata yang melibatkan warga, kita menjual konsep tradisional, menjajakan suasana pedesaan, sungai, dengan kuliner tradisional, karena terus berkembang, makanya kita kembangkan,” ujarnya, Minggu (23/7/2023).

“Desa wisata tidak identik dengan bangunan fisik, tapi kita membangun kolam renang dan pusat kuliner ini sebagai pelengkap fasilitas agar pengunjung semakin nyaman,” kata Pujioto.

Pujioto menyampaikan, wilayahnya memiliki potensi sebagai desa wisata karena didukung alam yang bagus. “Ada sungai, tebing 50 meter, persawahan, perkebunan, dan masyarakat yang toleran,” terangnya.

Dia mengaku, membangun wisata di kampungnya untuk semakin mengenalkan potensi yang ada sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga. “Ketela selama ini hanya buat makanan sapi, tapi setelah diolah menjadi makanan tradisional, harganya menjadi lebih baik. Ini kan warga jadi bertambah pemasukannya,” ungkap Pujioto.

Dikatakan, kolam renang dan pusat kuliner akan memakai lahan bengkok seluas 5.000 meter persegi. “Kami memang mendahulukan swadaya masyarakat, itu sangat luar biasa karena semua gotong royong, dengan demikian akan dijaga dan semua merasa memiliki. Rencananya akhir tahun akan diresmikan,” ujarnya.

Keisya Putri, seorang anak yang ikut menggambar batu mengaku senang dengan kegiatan tersebut. “Tempatnya disini lebih indah, bisa bersama teman-teman. Kalau main ponsel takut mata rusak dan kalau dijalan ramai motor, bisa ketabrak,” ucapnya.

Sementara Priyo Puji Raharjo, praktisi pemerhati anak yang menjadi pendamping pembangunan Desa Wisata Karang Gondang menyampaikan, konsep yang dibangun tidak sekadar rekreasi, tapi juga edukasi. “Kita pacu motorik anak dengan menggambar, tapi medianya tidak hanya kertas dan kanvas, ada batu karena disini sangat banyak,” paparnya. (SJ/14)