Penggunaan Teknologi Internet of Things dalam Pertanian Modern
SEMARANG – Produksi pangan khususnya buah dan sayur di Indonesia sebagian besar di topang dari sentra produksi yang ada di desa. Indonesia yang memiliki 83.794 desa akan menjadi negara dengan kekuatan sentra produksi pangan yang sangat besar jika potensi desa di eksplorasi lebih mendalam.
Tim pengabdian masyarakat Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) yang diketuai oleh Dr Sumarno M Pd dan beranggotakan Dr Muhtarom serta Bambang Agus Herlambang M Kom memberikan sosialisasi pentingnya menerapkan teknologi modern.
Teknologi tersebut khususnya penggunaan IOT dalam pertanian cerdas dan modern di kelompok Tani Maju Makmur Desa Gumawang Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang baru-baru ini.
Kegiatan yang didanai oleh DRTPM Kemendikbukristek ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata di masyarakat khususnya dalam meningkatkan kapasitas produksi dengan peningkatan kualitas pertanian khususnya tanaman hortikultura.
Sumarno dan TIM menyampaikan pada acara sosialisasi tersebut bagaiamna pentingnya mengontrol agroklimat atau variabel-variabel yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti kondisi PH tanah, kelembapan udara, kadar air.
“Pada tanaman dapat dikontrol melalui alat-alat yang dipasang dilahan dan bisa dikendalikan oleh sistem IOT yang terpasang di handpone, hal ini ditegaskan oleh Bambang Agus selaku ahli IT bahwa efektifitas dan efisiensi penggunaan aplikasi ini bisa di cek secara real-time untuk kondisi tanaman,”tutur Marno.
Lebih lanjut Muhtarom juga menjelaskan kebutuhan pasar semakin hari semakin tinggi khususnya untuk produk sayur dan tanaman, artinya market dan pangsa pasar semua sudah siap dan akan dijembatani oleh TIM PKM UPGRIS, tugas sekarang untuk petani khususnya di kelompok tani maju makmur ini yang diisi oleh petani milenial adalah menyiapkan kapasitas produksi dengan bantuan IOT.
Pertumbuhan populasi global abad ke-21 yang diperkirakan mencapai 9,1 miliar pada tahun 2050 akan menimbulkan banyak sekali tantangan dan permintaan akan pangan dan ternak. Hal ini akan membutuhkan peningkatan produksi pangan secara keseluruhan hingga 70% pada tahun 2050.
Indonesia sebagai negara berkembang dan sebagai negara tropis diharapkan mampu menjadi salah satu suplier terbesar pada bidang pangan di level global khususnya pada buah dan sayuran.(SJ/13)