Dosen Sastra UPGRIS Presentasikan Risetnya di KITLV Leiden
SEMARANG – Setia Naka Andrian, dosen Universitas PGRI Semarang dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia telah mendapat kesempatan mengikuti residensi sastra dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Residensi tersebut berlangsung sejak 1 Februari hingga 30 April 2024 mendatang.
Naka selain pengajar sastra, juga kerap terlibat dalam berbagai kegiatan berbagai komunitas sastra, senin, dan budaya di kota kelahiran dan tinggalnya di Kendal serta sekitarnya. Ia terlibat aktif dalam berbagai program di Jarak Dekat Art Production, Kendal, Jawa Tengah dan juga Komunitas Rumah Kita (Koruki) Demak, Jawa Tengah.
Maka tak ayal jika mungkin kesempatan mengikuti residensi kali kedua di Universitas Leiden Belanda ini, setelah dilakukannya pada 2019 lalu. Meski berbeda, jika residensi pada 2019 dia melakukan riset untuk menulis karya sastra, akan tetapi pada tahun ini dilakukannya untuk riset karya sastra.
“Program yang saya ikuti pada 2019 dari Komite Buku Nasional, sedangkan kali ini dari Dirjen Kebudayaan. Keduanya sama-sama di bawah Kemendikbudristekdikti,” ungkap Naka, yang juga turut serta kerap menyelenggarakan program residensi di Kendal bersama teman-teman komunitasnya.
Pada kesempatan kali ini, di sela-sela residensinya di Leiden, Naka turut serta menjadi salah satu pembicara dalam “Research Update Indonesian Manuscripts” yang diselenggarakan oleh Koninklijk Instituut voor Taal –, Land – en Volkenkunde (KITLV) Leiden di KITLV Seminar Room, Reuvensplaats 2 Leiden yang berlangsung pada Rabu 17 April 2024 pukul 15:30 s.d 17:00 CET.
“Tentu saya sangat senang bisa turut serta dalam forum yang diselenggarakan oleh KITLV Leiden, pertemuan informal tentang manuskrip Indonesia yang dilakukan di Leiden dan sekitarnya. Pada kesempatan tersebut, saya mendapatkan ruang untuk menyampaikan apa saja yang telah saya lakukan sebelumnya, lalu apa yang saya kerjakan di Leiden selama kurang lebih tiga bulan tersebut, dan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Kehadiran saya pun tentu mendapat banyak masukan dan saran serta arahan dari para hadirin, yang tentu mereka para profesor dan peneliti dari KITLV Leiden dan juga dari Universitas Leiden,” tutur Naka, yang pada masa pelaksanaan residensinya ini telah berhasil menerbitkan buku esai “Godaan dari Dalam” yang akan diluncurkan selepas ia tiba di Indonesia.
Penyelenggaraan “Research Update Indonesian Manuscripts” tersebut dinilai telah sukses dengan pertemuan tahun lalu, maka kemudian Prof. Tom Hoogervorst dan Prof. Willem van der Molen, dua peneliti dari KITLV Leiden penyelenggara kegiatan berharap dapat mengadakan pertemuan lanjutan yang berfokus pada penelitian naskah-naskah Indonesia yang sedang berlangsung di Leiden dan sekitarnya tersebut. Selain oleh Setia Naka Andrian, materi juga diberikan oleh Taufiq Hanafi (Peneliti KITLV Leiden) dan Yosephin Apriastuti Rahayu (Mahasiswa PhD Universitas Leiden).
Penyelenggaraan forum Indonesian Manuscripts tersebut tentu bertujuan untuk saling memberi informasi terbaru tentang kegiatan masing-masing, sambil meyakinkan diri bahwa bidang tentang pernaskahan Indonesia masih memiliki cukup banyak praktisi yang berdedikasi.
Pada kesempatan tersebut, Naka mengaku menjalani riset lanjutan selepas sebelumnya dilakukan ketika studi doktoral di Universitas Negeri Yogyakarta yang telah dirampungkannya pada Agustus 2023.
“Benar, ini riset lanjutan dari disertasi yang saya kerjakan ketika menempuh studi di Ilmu Pendidikan Bahasa UNY. Hanya saja, jika kali itu saya menyibak teks syair dari Kendal pada abad 20 dan 21, kini residensi di Leiden saya berupaya menyelami teks syair dari Kendal yang lebih ke belakang lagi, yakni pada awal abad-19,” pungkas Naka yang mengaku merencanakan hasil residensinya nanti akan diterbitkan sebagai sebuah buku kumpulan esai.(SJ/15)