Kisah Maria, Si Pemburu Lomba Matematika
SEMARANG – Ikut lomba sudah menjadi kegiatan sehari-hari bagi Maria Stephania Widodo. Mahasiswa semester 8, jurusan Pendidikan Matematika, Universitas PGRI Semarang itu, gemar berburu lomba di media sosial. Ia mengikuti akun-akun penyelenggara lomba, baik itu di tingkat universitas maupun nasional.
“Saya lihat lomba itu di Instagram, terus saya ikut lagi. Saya pantau dan ikuti akun lomba tersebut, jadi sampai hafal program rutinan mereka,” ungkap Maria.
Perempuan kelahiran Semarang, 9 Agustus 1986 tersebut mengaku terobsesi menguji kemampuan diri sendiri melalui lomba.
“Tiap lomba tingkat kesulitan dan karakternya beda-beda. Nah, dengan rutin ikut lomba, saya jadi paham jenis soal dan tingkat kesulitannya masih-masing. Jadi ketika ikut lomba lagi, setidaknya saya sudah kenal jenis soalnya seperti apa,” terangnya.
Salah satu hasil dari perjuangannya mengikuti lomba ialah, Maria berhasil meraih Medali Emas Ajang Olimpiade Sains Hardiknas yang dislenggarakan oleh Puskanas. Selain itu, maria juga lolos kompetisi On MIPA Tingkat Kopertis Wilayah VI mewakili Universitas PGRI Semarang.
Tiap mengikuti lomba, Maria harus sering-sering memperbanyak jadwal belajarnya. Hal itu berarti, ia harus mencari sela waktu di antara kesibukannya bekerja dan mengurus tiga anaknya. Ibu dari Andrew Yosep Presetyo, Richie Edward Prasetyo, Karen Abigail Prasetyo, itu mencari sela pada saat anak-anaknya sudah tidur.
“Ketika anak-anak saya sudah tidur, saya mulai belajar lagi. Mengerjakan soal-soal yang sulit, dan berusaha semaksimal mungkin memecahkannya,” ucap istri dari Henry Prasetyo ini. Maria bersyukur mendapat dukungan dari suaminya, serta dari dosen-dosen di kampusnya.
“Kalau ada soal yang saya belum bisa, saya kejar terus ke dosennya. Pokoknya harus sampai bisa,” ucap Maria sambil terkekeh. Menurut Maria, soal yang berhasil ia kerjakan membuatnya semakin memahami karakter soal. Selain itu, pekerjaannya sebagai guru les juga membuatnya harus mempelajari matematika secara menyeluruh.
Setelah lulus SMA, Maria membuka kelas bimbingan belajar (les). Dari pengalamannya mengajar itu, Maria menyadari banyak hal yang belum dikuasai di bidang matematika, terutama tentang konsep pengajaran matematika. (SJ/15)